HIV (
Human Immunodeficiency Virus) adalah virus
yang tak pandang bulu. Virus ini bisa menyerang siapa saja melalui beberapa
media penularan seperti cairan darah, sperma, vagina, serta ASI. Bila tak
diketahui, HIV bisa berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune-Deficiency
Syndrome).
Sayangnya, tidak seperti penyakit lain, infeksi HIV tidak
langsung menunjukkan gejala. "Biasanya dibutuhkan waktu 5 tahun sampai akhirnya
gejala HIV bisa terlihat. Pada tahap ini HIV sudah menjadi AIDS dan harus diberi
penanganan segera," kata Humas Persatuan Anggota Muda Obstetri dan Ginekologi
(PAOGI), Ulul Albab, dalam seminar Lindungi Generasi Muda dari HIV/AIDS pada
Senin (25/11/2013) lalu.
AIDS sendiri merupakan kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya kekebalan tubuh dalam melawan infeksi HIV. Berikut ini
beberapa gejala AIDS yang dialami usia dewasa dan anak berdasarkan informasi
dari Komisi Penanggulangan AIDS Nasional :
1.
DewasaGejala mayor :
a. Kehilangan 10 persen
berat selama lebih dari 1 bulan tanpa sebab
b. Diare lebih dari satu
bulan
c. Demam lebih dari satu bulan, baik konstan atau
datang-pergi
Gejala Minor :
a. Batuk kering yang tak kunjung
sembuh
b. Kulit gatal di seluruh tubuh
c. Herpes Zoster yang tak
kunjung sembuh
d. Terinfeksi jamur yang mengakibatkan ruam pada mulut,
lidah, atau tenggorokan
e. Pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau
selangkangan, dengan atau tanpa infeksi aktif.
2.
AnakGejala mayor :
a. Berat badan rendah, atau
pertumbuhan lambat
b. Diare berat selama lebih dari 14 hari
lebih
c. Demam selama lebih dari satu bulan
Gejala minor
:
a. Kulit gatal di seluruh tubuh
b. Pembengkakan kelenjar di
leher, ketiak, atau selangkangan
c. Bintik putih akibat jamur di dalam
mulut, lidah, atau tenggorokan
d. Infeksi pada telinga, tenggorokan, atau
organ lainnya
e. Batuk yang tidak kunjung sembuh
Pada orang
dewasa, gejala AIDS sudah bisa didiagnosis bila memiliki 2 tanda mayor dan 1
gejala minor. Gejala semakin lengkap bila penderita mengidap kanker kulit yang
disebut karposi atau kriptokokal meningitis. Karposi adalah bintik kemerahan,
hitam, atau ungu yang bisa membesar dan terasa sakit. Sedangkan kriptokokal
meningitis adalah infeksi yang meliputi otak hingga menyebabkan demam, kaku
leher, sakit kepala, kebingungan, dan ketidakmampuan bangun.
Bila gejala
ini ditemukan sebaiknya segera dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani terapi.
Termasuk di antaranya penggunaan anti retroviral virus (ARV), untuk
mengendalikan HIV di dalam tubuh.
****
Begini Tahapan Infeksi HIV Hingga Menjadi AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) penyebab AIDS
tidak langsung menampakkan gejala infeksinya pada manusia. Manusia, sebagai
korban infeksi, juga tidak langsung merasakan dampak virus berbahaya tersebut
bagi tubuhnya.
Virus membutuhkan waktu sekitar 5-10 tahun sampai
menimbulkan gejala. Saat waktu yang dibutuhkan terpenuhi, penyakit AIDS sudah
menjangkiti tubuh penderita. Selama kurun waktu tersebut, ada beberapa tahapan
infeksi hingga HIV kemudian berkembang menjadi AIDS.
1.
Tahap pertama (periode jendela)
a. HIV
masuk ke dalam tubuh hingga terbentuk antibodi dalam darah
b. Penderita
HIV tampak dan merasa sehat
c. Pada tahap ini tes HIV belum bisa
mendeteksi keberadaan virus
d. Tahap ini berlangsung selama 2 minggu
sampai 6 bulan.
2.
Tahap
keduaa. Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam
tubuh
b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus, karena antibodi
yang mulai terbentuk
c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun yang
bergantung pada daya tahan. Rata-rata penderita bertahan selama 8 tahun, namun
di negara berkembang durasi tersebut lebih pendek
3.
Tahap ketigaa. Pada tahap ini
penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh semakin
menurun
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya
pembengkakan kelenjar limfa atau diare terus menerus
c. Umumnya tahap ini
berlangsung selama 1 bulan, bergantung daya tahan tubuh penderita
4.
AIDSa. Pada tahap ini penderita positif menderita
AIDS
b. Sistem kekebalan tubuh semakin turun
c. Berbagai penyakit
lain (infeksi oportunistik), menyebabkan kondisi penderita semakin
parah
Pada tahap ini, penderita harus secepatnya dibawa ke dokter dan
menjalani terapi anti retroviral virus (ARV). Terapi ARV akan mengendalikan
virus HIV dalam tubuh, sehingga dampak virus bisa ditekan.
Kendati begitu
sebetulnya HIV bisa dikendalikan sedini mungkin, sehingga bisa menekan peluang
timbulnya AIDS. "Sebaiknya lakukan cek darah sedini mungkin. terutama bagi yang
berisiko tinggi, misal pengguna narkoba dengan jarum suntik, kerap berganti
pasangan dan berhubungan seksual tanpa kondom," kata Koordinator Pelaporan
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional Djadjat Sudradjat.