Pages

Saturday, May 25, 2013

Fungsi Sel Darah Merah



      Sel darah merah disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros
 berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel.
Ciri-ciri Sel Darah Merah
  1. Bentuk sel bulat atau bikonkaf (bagian tepi lebih tebal dari pada bagian tengah), tidak berinti sel.
  2. Berwarna merah karena mengandung hemoglobin.
  3. Dibentuk di sumsum tulang (di dalam tulang pipih) dan hati, berumur lebih kurang 120 hari. Bila eritrosit sudah tua atau rusak, akan dirombak di dalam limfia. Hemoglobin akan dibawa ke hati dan dibuat menjadi zat empedu (bilirubin). Zat besi dari hemoglobin ini akan digunakan untuk memproduksi sel darah merah baru.
  4. Jumlah eritrosit dalam darah kurang lebih 5 juta sel/mm3 darah.
Fungsi Sel darah Merah
  1. Sel darah merah berfungsi mengedarkan O2 ke seluruh tubuh.
  2. Berfungsi dalam penentuan golongan darah.
  3. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
  4. Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen.
Warna merah darah disebabkan oleh hemoglobin dalam darah, yaitu protein darah mengandung zat besi. Hemoglobin ini merupakan tempat terikatnya O2 dan CO2 dalam darah. Dalam tubuh manusia volume darah adalah 1/13 berat badan orang dewasa, atau sekitar 4,5 - 5 liter.

Donor Darah dalam Pandangan Agama



A.               Sudut Pandang Agama Islam

       Ulama Islam Indonesia telah memutuskan soal transfusi darah yang dituangkan dalam fatwa No : 6 Tahun 1956 tanggal 2 Oktober 1956, yang menyebutkan bahwa yang diharamkan mengenai darah dalam Al – Qur’an adalah memakan dan meminumnya yaitu memasukkan melalui kerongkongan karena darah itu najis.

Dari penelitian Ilmu Kedokteran sekarang ini, ternyata bahwa :

-       Proses pengambilan darah sesudah diperiksa dari segi dan dipilih sangat bermanfaat untuk diberikan kepada yang membutuhkan darah.

-           Diantara penyakit ada yang tidak dapat diobati kecuali dengan satu – satunya jalan yaitu dengan menambahkan darah yang sehat dan cocok kepada darah si sakit yaitu penyakit kekurangan darah (Anemia), luka parah karena kecelakaan, operasi besar dst.

-            Memasukkan darah dengan suntikan pemindahan darah, tidaklah sama dengan memasukkannya dengan jalan memakan dan meminumnya baik salurannya maupun akibat atau hasilnya.

  •  Pengobatan dengan pemindahan darah (transfusi) itu boleh hukumnya yakni dengan  cara memindahkan darah yang sehat dan cocok kepada orang yang membutuhkan tambahan darah untuk pengobatan.
  • Dalam keadaan darurat yang tidak ada obat lagi kecuali darah sehingga si sakit hanya dapat diselamatkan jiwanya dengan pemindahan darah maka pengobatan dengan darah itu tidak saja boleh bahkan wajib hukumnya.
  • Darah hukumnya haram apabila diminum dan atau najis. Apabila dapat diambil manfaat yang halal menurut hukum syara’ tidak untuk dimakan/diminum, umpamanya untuk penambah darah orang yang menderita penyakit kurang darah (jadi obat) boleh dihibahkan (diberikan dengan cuma – cuma) atau diberikan dengan penggantian kerugian.
      Banyak ulama terdahulu yang berfatwa melarang pengobatan dengan darah dengan alasan darah itu najis sehingga haram dimasukkan ke dalam tubuh, ditambah hadits yang mengatakan bahwa Allah tidaklah meletakkan kesembuhan umatku dalam hal yang haram. Akan tetapi menimbang bahwa manfaat donor darah adalah suatu yang terbukti ditambah dokter yang menangani pasien yang membutuhkan tambahan darah tidaklah bersentuhan langsung dengan darah, para ulama generasi selanjutnya menganjurkan melakukan donor darah. Ulama membolehkan dengan alasan ‘darurat’ atau dengan alasan bahwa pengobatan dengan donor darah adalah cara pengobatan yang bermanfaat dengan sesuatu yang belum jelas keharamannya” [Al Fatawa Asy Syar’iyyah fi Al Masail Ath Thibbiyyah juz 2 hal 23].

Bahkan Komisi Fatwa MUI Propinsi DKI Jakarta mengeluarkan fatwa tentang Hukum Donor Darah bagi Yang Sedang Berpuasa tanggal 24 Juli 2000. Fatwa tersebut menyebutkan bahwa donor yang dilakukan oleh pendonor darah yang berpuasa tidak membatalkan atau mengurangi kesempurnaan ibadah puasa, bahkan ditinjau dari segi keutamaan, pendonor darah yang sedang puasa melakukan donor darah adalah suatu amal shaleh yang pahalanya lebih besar dibanding dengan amal shaleh di luar bulan puasa. Namun apabila donor darah tersebut mengakibatkan bahaya (dharar) bagi pendonor, atau mengakibatkannya harus minum atau makan atau yang dapat membatalkan puasa baik sebelum atau sesudah donor darah, maka perbuatan itu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Al Qur'an dan Hadist Nabi yang menekankan pentingnya Upaya Penyembuhan suatu Penyakit

·          Surat Al Maidah Ayat 2 : “ dan bertolong – tolonglah kamu dalam kebajikan dan ketaqwaan dan jangan bertolong – menolong dalam berbuat dosa dan bermusuhan “

·          Surat Al Baqoroh Ayat 195 : “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan”.

Hadist Nabi Muhammad SAW :

o    HR Ahmad, Ashabussunan, Al Hakim dan Ibnu Majjah :
“Berobatlah hai hamba Allah, sesungguhnya Allah tidak memberi kecuali Dia memberi obatnya selain satu penyakit yaitu penyakit tua”.
o    HR Muslim :
“Setiap penyakit ada obatnya dan apabila seseorang tertimpa penyakit dan mendapat obat maka dengan izin Allah akan sembuh”.

Balasan Allah Terhadap Kebaikan  Para  Pendonor  Darah

Pendonor sebagai pemberi pertolongan kepada orang lain dijanjikan kemuliaan dan kebaikan dari Allah berdasarkan hadist – hadist Nabi Muhammad SAW sbb :

·   HR Bukhari dari Ibnu Umar : ‘’Barang Siapa melepaskan seorang muslim dari suatu kesukaran maka Allah SWT akan melepaskan pula dari suatu kesukaran di hari kiamat.’’
·  HR Al Isbahany dari Ibnu Umar : ’’Manusia yang paling disukai oleh Allah SWT ialah manusia yng paling bermanfaat bagi manusia ‘’.
·   HR Abu Hurairah  : ‘’Sesungguhnya Allah akan menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya ‘’.

B.       Sudut Pandang Agama Katolik

       Menurut Ajaran agama Katolik menjadi donor darah pada dasarnya diperbolehkan, mengizinkan dan menganjurkan agar umatnya melakukan donor darah.

Sebagamana yang diajarkan oleh ajaran Yesus Kristus, sebagai berikut :

·          ‘’Kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri ‘’.

·          ‘’Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaramu yang paling hina,kamu telah melakukanya untuk Aku’’(Mt.25 .40)

·          ‘’Yang menabur sedikit akan menuai sedikit,yang menabur banyak akan menuai banyak’’(II Kor . 9.6)

       Mencermati ajaran Yesus tersebut di atas, jelaslah bahwa umat kristus dituntut untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Berdonor darah menyebabkan jiwa dan rohani menjadi sehat sehingga dapat berfungsi ganda , baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Donor darah menurut ajaran katolik sangat memupuk semangat persaudaraan dan solidaritas kepada mereka yang menderita sakit.

C.  Sudut Pandang Agama Kristen Protestan

       Al Kitab menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Allah. Di sepanjang sejarah manusia, Tuhan senantiasa memperhatikan kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan beberapa Ajaran Tuhan, sbb :

·     Tuhan berfirman kepada Kain  : ‘’Apakah yang telah kau perbuat ini ? Darah adikmu itu berteriak kepada  Ku dari tanah’’.

·    Yesus Kristus :’’Inilah darahku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang pengampunan dosa’’  (Mattius 26 : 28).

·   Dia bersabda  :’’Barangsiapa memberi yang lapar, memberi minum yang haus, memberi tumpangan orang  perantauan, memberi pakaian kepada yang tiada berpakaian, mengunjungi yang sakit atau yang ada dalam  penjara, adalah wujud mengasihi Kristus’’.

·  Yesus Kristus bersabda : “Inilah perintahKu kepadamu : Kasihanilah seorang akan yang lain’’ (Yohanes 15 : 17).

·   Barang siapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku’’ (Yohanes 14 : 21)

D.      Sudut Pandang Agama Hindu

       Setiap orang mendapat kekuatan dari tiga sumber yaitu : harta, ilmu pengetahuan dan jasmani. Ketiga kekuatan ini harus digunakan dengan baik untuk menolong orang lain. Mendonor darah pada hekekatnya adalah memberi pertolongan pada orang yang membutuhkannya.  Beberapa ajaran sebagai beerikut :

§   Dalam manua Ckarma. Sastra IV.193 diingatkan dengan tegas bahwa : “Hartawan yang menimbun hartanya yang diperoleh dari masyarakat dinyatakan sebagai tindakan yang biadab”.

§  Dalam Bagwat Git VII.II diingatkan sbb : “Balaw Balawataw yang artinya, Aku adalah kekuatan yang perkasa. Oleh karena itu kita wajib mensyukurinya dengan menggunakan kekuatan kita ini untuk menolong yang lemah”.

§  Atmaivedam Sarwam (CH. UP. VII.XXII.2), dalam kesadaran Atma kita berkata : “Aku menolong diriku. Aku membenci diriku.Aku melukai diriku”.

§  Tat Twam Asi (CH. UP) : “Pengetahuan tentang diri kita sebagai Atma (rokh) mendatangkan kekuatan dalam melayani orang lain”.

        Warga Hindu tak perlu ragu – ragu untuk mendonorkan darahnya sebab semua kekuatan berasal dari Tuhan. Individu dan masyarakat ibarat ikan dengan air. Masyarakat itu akan terjadi kalau ada jalinan cinta kasih antar individu yang ditandai oleh saling memberi. Alangkah senangnya kita, seandainya menjadi donor darah yang dapat menyelamatkan nyawa orang lain. Menurut filsafat Karma Yoga, bantuan yang dijiwai oleh karunia dan materi akan berpahala berlipat ganda.


E.       Sudut Pandang Agama Budha

       Sang Budha mengajarkan kepada kita bahwa manusia dalam hidupnya harus tolong– menolong serta memberi bantuan kepada yang lemah. Manusia diajak untuk sadar akan dirinya, sadar akan kewajibannya sebagai makhluk pribadi, sebagai anggota masyarakat, sebagai warga Negara, sabagai makhluk Tuhan untuk mewujudkan kasih suci sebagai Dharma. Dharma adalah kasunyatan. Hakikat kasunyatan adalah Dukkha, mendonorkan darah dibenarkan oleh Sang Budha, sepanjang darah yang didonorkan adalah darah yang sehat.

       Donor darah sesuai dengan ajaran Budha. Hal tersebut didasarkan atas ajaran sebagai berikut :

·    Menurut Sang Budhayang pantas dilakukan ialah : “Sabda papasa akaranang, kussalassa Upasampada,   Sacita Pariyodapanang, tang Budhana Sasanang” yang artinya Jangan berbuat kejahatan, perbanyaklah  perbuatan baik, sucikan hati dan pikiranmu.

·   Dalam Ayat Dhammapada Ayat 149 : 21, Sang Budha bersabda tentang kesadaran : “Appamado amatanni  padam. Pamado maccuno padam, Apanattaha niyanti, Yapasatta yatamatha”, yang artinya kesadaran adalah jalan menuju kehidupan, ketidaksadaran adalah jalan menuju kematian.

Jadi mendonorkan darah termasuk awal pencapaian pembebasan penderitaan manusia di dalam menerapkan sifat – sifat Boddhisatwa, untuk kesejahteraan manusia tanpa pandang bulu.

PENGGOLONGAN DARAH



Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh) yang ditemukan Karl Landsteiner yakni golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
*         Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
*          
*         Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
*         Golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
*         Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Perbedaan golongan darah sebagaimana telah diilansir dari Health2009(29/9/2010),   Nabi Adam diperkirakan merupakan manusia yang auto-reproduksi dengan fisi biner (menghasilkan keturunan yang sama persis tanpa pembedaan), seperti yang terlihat pada beberapa hewan tingkat rendah dan tumbuhan. Ketika Adam menghasilkan keturunan dari Hawa, yaitu wanita yang pertama diciptakan, memungkinkan terjadinya kombinasi dan juga silang materi genetik, sebagaimana terjadi pada fase meiosis (pembelahan yang terjadi pada fase reproduksi seksual), sehingga terjadilah perbedaan atau variasi gen pada keturunannya. Selama evolusi banyak permutasi dan kombinasi gen berbeda terjadi, hingga mencapai suatu kondisi yang akhirnya dapat membedakan berbagai golongan darah manusia. Manusia mewarisi jenis darah dari masing-masing orangtuanya (bersifat turunan atau inherited). Terdapat gen dari kromosom yang berbeda pada jenis darah. Selain itu, jenis protein, glikoprotein dan glikolipid juga ditemukan pada permukaan sel darah merah yang menggambarkan jenis darah. Tapi perbedaan golongan darah hingga kini merupakan salah satu misteri alam. Sebagai individu manusia, masing-masing memiliki gen, bentuk tubuh, golongan darah dan banyak lagi yang berbeda. Ini merupakan keajaiban kehidupan.Belum ada ilmuwan yang mampu menjelaskan secara pasti mengapa ada 4 jenis golongan darah yang berbeda pada manusia. Ilmu pengetahuan pun tidak bisa menjelaskan sepenuhnya apa yang terjadi di alam. Tapi manusia dituntut untuk terus mempelajari ciptaan-Nya.

Pewarisan

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu
Ayah
O
A
B
AB
O
O
O, A
O, B
A, B
A
O, A
O, A
O, A, B, AB
A, B, AB
B
O, B
O, A, B, AB
O, B
A, B, AB
AB
A, B
A, B, AB
A, B, AB
A, B, AB

Rhesus

Jenispenggolongandarahlain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktorini pada  tahun1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-.Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO.Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah  dengan  80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.