Monday, June 3, 2013
Jaminan Akses Kesehatan bagi Pendonor Darah Lebih dari 100 Kali
Metrotvnews.com, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta memberikan jaminan akses kesehatan bagi para pendonor yang telah menyumbangkan darah lebih dari 100 kali. Para penerima satya lencana kebaktian sosial tersebut dipastikan tidak akan menemui kendala berobat gratis di rumah sakit yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI.
Asisten Kesehatan Masyarakat Pemprov DKI Jakarta, Mara Oloan Siregar mengatakan pemberian jaminan tersebut sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan. "Untuk pejuang pendonor darah ini, kita akan berikan jaminan pelayanan kesehatan. Kami akan berikan Kartu Jakarta Sehat sebanyak 300 kartu," ucap Mara di depan ratusan pendonor yang menerima penghargaan, Sabtu (16/1).
Sebanyak 377 pendonor mendapatkan penghargaan Satya Lencana. Mereka setidaknya telah mendonorkan darah lebih dari 100 kali selama lebih dari 20 tahun.
Mara bahkan memberikan nomor ponsel kepala UPT Jamkesda DKI, Yudhita sebagai nomor darurat. Mara mempersilakan para pendonor menghubungi langsung Kepala UPT Jamkesda DKI jika menemui kendala berobat gratis.
"Silakan SMS nama dan rumah sakitnya, pihak UPT Jamkesda DKI akan hubungi RS yg bersangkutan. Sebenarnya pihak RS sudah tahu peserta KJS berobat gratis tapi ada aja staf di bawah yang tidak mengetahui, kalau ada menemui masalah silakan telpon ke dr Yudhita," tegas Mara.
Mara menilai para pendonor tersebut layak diapresiasi karena telah konsisten memenuhi kebutuhan darah, terutama saat musim krisis darah, seperti bulan puasa, Natal, dan liburan panjang. "Karena bapak-bapak telah berjasa sebagai pendonor darah sukarela," tandasnya.
Salah satu pendonor, Ita Putri Pancaningtyas, 45 yang sudah 28 tahun mendonorkan darahnya mengaku senang dengan jaminan tersebut. "Bersyukur ternyata apa yang kami lakukan mendapatkan apresiasi," ungkap warga Ciledug, Tangerang tersebut.
Menurut karyawan swasta yang sudah mendonorkan darahnya sejak usia 17 tahun menjadi pendonor tidaklah sulit. Ita biasa menyempatkan mendatangi kantor PMI Pusat di Jalan Kramat Raya pagi hari sebelum berangkat kerja. Hanya dibutuhkan waktu 15-20 menit.
"Biasanya saya rutin setiap 75 hari sekali mendonorkan darah. Prosesnya gampang, tinggal isi forum, periksa HB darah, kalau terlalu tinggi atau rendah biasanya langsung ditolak, cuma 15 menit," jelasnya.
Sedangkan Ketua umum PMI Jakarta Rini Soetiyoso mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan untuk mengkatkan jumlah pendonor baru.
PMI, lanjut Rini, menggencarkan teknik menjemput bola baik di mal, kampus, maupun tempat strategis lainnya.
"Kadang masyarakat itu malas ke kantor PMI, makanya kta yang mendekat ke mal, ke perguruan tinggi. Kita jemput bola. Setiap PMI adakan acara, pasti ada donor darah," papar Rini.
Hasilnya menurut Rini cukup signifikan. Jumlah pendonor tahun 2012 naik 20% menjadi 330ribu pendonor dari jumlah tahun 2011 yang hanya 298ribu.
Penjaringan pendonor baru tersebut, lanjut Rini, penting mengingat anjloknya stok darah hingga 70% di bulan puasa, Natal dan libur tahun baru.
"Kita ingin jadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup sosial. Karena sekaya apapun orang tak ada yang bisa dirikan pabrik darah. Darah hanya bisa dberikan dari manusia ke manusia. Dan kita berharap para penerima satya lencana ini dapat bantu sosialisasikan," tandasnya. (Vini Mariyane Rosya/Agt)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment