Abu vulkanik diketahui berbentuk runcing dan berbahaya bagi kesehatan tubuh, salah satunya untuk mata. Jika mata anda kemasukan abu tersebut, jangan dikucek! Lakukan langkah-langkah ini.
"Jika debu vulkanik masuk ke mata, maka bilas dengan air bersih secepatnya. Jangan dikucek. Jika mata pedih dan merah, beri tetes mata penyegar," kata dr Surya Utama, SpM, saat dihubungi pada Jumat (14/2/2014).
Disampaikan dr Surya, debu vulkanik berbeda dengan debu pasir biasa. Sebab debu vulkanik lebih kasar dan lebih tajam. "Bilas mata dengan air mengucur saja. Jika gejala berlanjut, segera ke dokter," imbuhnya.
Bagi orang yang mengenakan lensa kontak, sebaiknya lensanya dilepas terlebih dahulu. Sebab lensa kontak tidak dianjurkan dipakai di daerah yang berdebu. Kalau pakai lensa kontak, rentan iritasi. Jadi sebaiknya lepas dulu lensa kontaknya, kemudian gunakan kacamata," lanjut dr Surya.
Selain iritasi, debu vulkanik juga bisa mengakibatkan kebutaan. Nah, kebutaan ini terjadi jika debu yang masuk ke mata dikucek, lalu terkena kornea hingga meradang dan terus berlanjut. "Kalau kornea menipis, terjadi ulkus kornea, luka pada kornea, bisa mengakibatkan kebutaan," ucap dr Surya.
Ulkus kornea disebut juga luka mata atau eyesore. Ini merupakan kondisi medis yang ditandai munculnya luka terbuka pada kornea. Ulkus kornea menyebabkan nyeri, mata merah, dan keluarnya kotoran mata. Selain itu kondisi ini membuat mata menjadi peka terhadap cahaya atau photophobia. Ulkus kornea juga berpotensi meningkatan pembentukan air mata.
**********
Ini Bentuk Runcing Abu Vulkanik yang Dilihat dari Mikroskop
Abu vulkanik yang menyelimuti sebagian wilayah Jawa berbahaya bagi kesehatan. Bentuk kristal abu ini tajam, berbeda dengan abu biasa.
"Secara geologis, abu vulkanik adalah material batuan vulkanik yang berasal dari magma panas dan cair yang membeku secara cepat," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky saat berbincang dengan detikcom, Jumat (14/2/2014).
Oleh karena pembekuannya secara cepat, bentuk abu ini berbeda dengan abu biasa yang pembentukannya lebih lambat. Jika abu biasa, seperti abu hasil pembakaran batubara bentuk partikelnya bulat, abu vulkanik ini mirip gelas kaca.
"Karena membeku cepat, maka magma ini tidak sempat mengkristal dengan baik. Karena tidak mengkristal, dalam geologi material bekuannya disebut gelas. Ya mirip gelas kaca yang kita pakai itu," papar alumnus UGM ini.
Dan jika diamati melalui mikroskop, abu ini memiliki bentuk yang runcing seperti di foto.
"Karena bentuknya yang runcing-runcing inilah tentunya kita tahu kalau material ini akan mengganggu kesehatan," tutur Rovicky.
"Perlu berhati-hati bila masuk ke mata, pakai masker dan kalau masuk ke mata jangan diucek-ucek," imbuhnya.